Langsung ke konten utama

[Review] Buku "Love Pasta"

Bagaimana engkau mengolahnya, seperti itulah kau akan menikmati rasanya, Cinta.

Penulis           : Adriana, Anna Zuhriatun Nisa, April Cahaya dkk
Penerbit         : Gong Publishing
Cetakan         : Pertama, April 2017
Tebal buku.   : 235 Halaman

Buku antologi cerpen cinta ini merupakan proyek keroyokan 24 penulis yang tergabung dalam One Day One Post. Grup kepenulisan melalui WA yang digagas oleh Syaiful Hadi atau biasa disapa Bang Syaiha.

Kami adalah anggota yang lolos dalam menjaga konsistensi menulis setiap hari selama 4 bulan berturut-turut. Dan untuk merayakan keberhasilan ini, kami membentuk beberapa grup untuk membuat buku antologi. Salah satunya antologi cerpen cinta ini.

Apakah ini tanda bahwa kami sudah hebat dalam menulis? Oh, tidak. Sama sekali tidak. Kami masih belajar dan harus terus belajar. Ini adalah hasil jerih payah kami dalam mengolah kata sehingga tercipta kisah cinta yang tertuang melalui goresan pena. Mungkin banyak kekurangan di sana-sini. Tetapi ini persembahkan luar biasa bagi kami. Bahwa kita bisa selama ada kemauan. Dan bisa berkarya dengan lebih baik lagi selama mau terus belajar, belajar dan belajar.

Buku antologi cerpen cinta ini diberi judul “Love Pasta” karena berisi segala macam cerita cinta, yang bisa membuat kita tersenyum, tertawa dan mengernyitkan kening. Campur aduk layaknya adonan pasta. Tetapi nikmat saat sudah disuguhkan.

Istimewanya lagi, buku ini diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Buku se-Dunia, 23 April 2017. Harapannya ini menjadi penyemangat bagi yang baru saja memulai berkarya maupun yang sudah memiliki beberapa karya. Karena menulis merupakan keberanian. Dan butuh keberanian untuk menulis. Maka inilah keberanian yang dipunya oleh para ODOPER. Sebutan bagi anggota One Day One Post.

Larindah, 7 Juni 2017

#TentangLovePasta
#NulisRandom2017
#Harike-7






Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bait Pantun Satukan Negeri, Karya Istimewa di Tahun 2022

Pantun. Jenis puisi lama yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Pantun terdiri atas 4 larik yang masing-masing larik memuat 8-12 suku kata, dengan pola a-b-a-b Buku antologi pantun (dokpri) Sejak sekolah dasar saya sudah mengenal pantun. Kerap mendengar orang berpantun. Senang juga membaca buku-buku pantun. Namun ketika diminta untuk membuat pantun langsung mengangkat bendera putih alias nyerah. Jujur, saya dari dulu paling tidak bisa menulis pantun. Berbeda dengan puisi, yang meski tidak romatis sekali puisinya tapi bisalah. Sedangkan pantun? Duh, pusing. Merangkai dan menemukan kata-kata yang pas untuk tiap lariknya. Jadi tidak pernah terpikirkan untuk menulis pantun.  Tahun 2021 lalu ada undangan untuk menulis buku antologi pantun dari Rumah Produktif Indonesia Sumatera Barat. Tiap peserta diwajibkan menulis 20 pantun. Widih, seram sekali. Dengan DL sekitar satu bulan. Awalnya saya abaikan. Karena memang merasa pusing. Rasanya tidak bakat deh untuk menulis pantun

{Review} Buku 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi

Awal tahun 2021 saya buka dengan sebuah karya bersama teman-teman Kompasianer berupa buku kumpulan testimoni, 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi . Buku ini merupakan kumpulan artikel Kompasianer (sebutan untuk penulis di Kompasiana) terpilih yang memberikan opininya tentang Tjiptadinata Effendi. Beliau adalah sosok penulis senior di Kompasiana yang sangat ramah dan inspiratif. Kisah perjalanan hidupnya ia ceritakan dengan gamblang di Kompasiana untuk dijadikan pelajaran bagi para pembaca. Mulai dari kehidupannya yang menurut beliau begitu susah saat baru menikah di daerah Padang, Sumatera Barat. Hingga kehidupannya kini yang bahagia di negara Australia beserta anak dan cucu.  Pak Tjip (begitu saya memanggilnya) dan istri beliau, Bu Roselina senantiasa membagikan cerita kehidupan mereka dengan terbuka dan riang gembira. Bagaimana mereka melewati masa-masa sulit sampai bisa menjadi seperti sekarang ini. Bagi para pembaca tentu kisah mereka tersebut sangat inspiratif. Bisa dija

[Review] Buku Sesungguhnya Kita Sudah Terlalu Lelah Untuk Memenuhi Ekspektasi Orang Lain

Tahun baru baju baru [X]  Tahun baru buku baru [✓]  Dan itulah yang saya lakukan. Membaca buku baru.  Buku yang saya baca kali ini judulnya “sesungguhnya kita sudah terlalu lelah untuk memenuhi ekspektasi orang lain” karya Nia Hanie Zen. Buku bergenre psikologi yang dikemas dalam bahasa yang ringan. Sehingga pembaca tidak merasa berat dalam mencerna kalimat demi kalimat. Berikut ini sinopsisnya : Buku ini terdiri atas 30 bab yang ditulis dalam bentuk Day 01 dan seterusnya. Tiap babnya mengupas segala hal dengan sangat detail. Seperti bagian 2 yang mengupas tentang diri kita, bagian 12 tentang menjadi produktif dan masih banyak lagi. Dalam tiap bagian yang dibahas dalam buku ini,  kita akan menemukan kalimat-kalimat ajaib yang bisa menjadi motivasi dan semangat diri. Seperti: Dalam proses mengubah kebiasaan buruk,  pertama-tama sangat dibutuhkan niat yang kuat dari diri kita. Ada kemauan untuk berubah dan kesadaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seorang penulis yang produktif ak