Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Review Buku: Duka Sedalam Cinta (Kumpulan Puisi) Karya Helvy Tiana Rosa

Lalu apakah arti jarak Bila kau tak pernah pergi Dari hati dan benak? Dokpri Judul buku: Duka Sedalam Cinta (Kumpulan Puisi) Penulis: Helvy Tiana Rosa Penerbit: Asma Nadia Publishing Cetakan: Pertama, April 2017 Tebal buku: 96 halaman ISBN: 978-602-9055-59-7 Tentang Penulis Helvy Tiana Rosa. Kelahiran Medan, 2 April 1970. Dosen Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Jakarta. Helvy sudah menulis lebih dari 50 buku. Antara lain Mata Ketiga Cinta (2012), Ketika Mas Gagah Pergi (1997). Pendiri Teater Bening tahun 1990. Pendiri Forum Lingkar Pena (FLP) tahun 1997. Pernah menjadi pemimpin redaksi Majalah Annida.  Dokpri Helvy pernah mendapat 40 penghargaan tingkat nasional di bidang kepenulisan dan pemberdayaan masyarakat. Anggota Dewan Kesenian Jakarta (2003-2006). Pendiri dan pembina Bengkel Sastra Jakarta. Pernah menjadi anggota Majlis Sastra Asia Tenggara (2006-2014). Sinopsis Menurut Helvy, buku Duka Sedalam Cinta merupakan kumpul

Review Buku: "Semakin Santun Karena Berpantun" Karya Achmad Fachrodji

Batang rotan selalu panjang Susunan rotan jadi anyaman Mantan bukan untuk dikenang Karena mantan bukanlah pahlawan (Pantun, Achmad Fachrodji) Dokpri Judul buku: Semakin Santun Karena Berpantun Penulis: Achmad Fachrodji Penerbit: Balai Pustaka Cetakan: Pertama tahun 2019 Tebal buku: 208 halaman ISBN: 978-602-260-094-7 Tentang Penulis Dokpri Achmad Favhrodji. Direksi di Balai Pustaka, Jakarta. Kelahiran Brebes, Jawa Tengah, 16 Oktober 1960. Memiliki kebiasaan berpantun sejak duduk di bangku SMA. Beberapa kali memenangkan lomba kepenulisan. Lulusan Fakultas Kehutanan IPB. Selanjutnya melanjutkan pendidikan pendidikan S2 dan S3 di bidang bisnis serta pemasaran. Sebelum menjadi direksi di Balai Pustaka, pernah menjadi pemimpin di beberapa BUMN, seperti di PT Inhutani I dan Perhutani. Buku pantun ini ia persembahkankan untuk memperingati Hari Jadi Kementerian BUMN ke-21. Sinopsis Pantun adalah puisi tertua warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang isiny