Langsung ke konten utama

Review Buku: Duka Sedalam Cinta (Kumpulan Puisi) Karya Helvy Tiana Rosa

Lalu apakah arti jarak
Bila kau tak pernah pergi
Dari hati dan benak?

Dokpri

Judul buku: Duka Sedalam Cinta (Kumpulan Puisi)
Penulis: Helvy Tiana Rosa
Penerbit: Asma Nadia Publishing
Cetakan: Pertama, April 2017
Tebal buku: 96 halaman
ISBN: 978-602-9055-59-7

Tentang Penulis

Helvy Tiana Rosa. Kelahiran Medan, 2 April 1970. Dosen Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Jakarta. Helvy sudah menulis lebih dari 50 buku. Antara lain Mata Ketiga Cinta (2012), Ketika Mas Gagah Pergi (1997). Pendiri Teater Bening tahun 1990. Pendiri Forum Lingkar Pena (FLP) tahun 1997. Pernah menjadi pemimpin redaksi Majalah Annida. 

Dokpri

Helvy pernah mendapat 40 penghargaan tingkat nasional di bidang kepenulisan dan pemberdayaan masyarakat. Anggota Dewan Kesenian Jakarta (2003-2006). Pendiri dan pembina Bengkel Sastra Jakarta. Pernah menjadi anggota Majlis Sastra Asia Tenggara (2006-2014).

Sinopsis

Menurut Helvy, buku Duka Sedalam Cinta merupakan kumpulan beberapa puisinya yang berserakan. Tentu saja yang sesuai dengan teman Duka Sedalam Cinta yang merupakan film anak muda dan keluarga kedua yang ia sutradarai. Setelah sebelumnya sukses menyutradarai film Ketika Mas Gagah Pergi. 

Film Duka Sedalam Cinta adalah kelanjutan dari film Ketika Mas Gagah Pergi. Tetapi tetap merupakan film yang mandiri. Artinya tidak harus menonton film Ketika Mas Gagah Pergi untuk mengetahui isi dari film Duka Sedalam Cinta. Meski para pemainnya tetap sama. 

Dokpri

Buku Duka Sedalam Cinta ini terdiri atas 35 puisi karya Helvy dan 5 buah puisi tamu. Yakni puisi karya para pemain film ini. 

Menariknya puisi karya Helvy ini karena menghadirkan jenis puisi yang tak sama. Artinya ada puisi yang sangat romantis tetapi ada juga puisi yang sangat menyayat hati. Seperti puisi dengan judul Lelaki Paling Biasa Di Bumi. Berikut ini penggalan puisinya:

Kata mereka, kau lelaki paling biasa di bumi,
tapi mengapa ketenangan
selalu berumah di wajahmu?

Selain itu, dalam buku ini terdapat juga puisi dengan baris terpanjang dan terpendek. Untuk puisi dengan baris terpanjang bisa mencapai 6 halaman sendiri dalam satu judul.

Salah satu judul puisi yang terpanjang dalam buku ini. (Dokpri)

Sementara untuk judul puisi yang terpendek dengan judul Akhir Yang Romantis. Hanya terdiri atas tiga baris puisi saja. Berikut ini isi puisi tersebut:

Kematian adalah rindu
yang tak pernah keliru mencumbu
kekasih yang paling tepat waktu

Dalam buku ini ada juga sebuah puisi yang Helvy dedikasikan untuk Mas Pepeng. Puisi dengan judul Begitu Indah Cara Allah Mencintaimu.

Menariknya lagi, ada sebuah puisi karya Helvy yang ditulis karena kekagumannya pada sosok seorang penyanyi luar negeri, Tommy Page. Judul puisi tersebut adalah Dear Tommy Page.

Dalam puisi ini digambarkan bagaimana dahulunya ia begitu menyukai lagu-lagu dari penyanyi tersebut. Bagaimana ia mulai melepaskan kekagumannya setelah mulai berhijab. Dan bagaimana ia terkejut saat mendengar berita kematian Tommy Page. Semua terangkum indah lewat bait demi bait puisi yang ia tuliskan.

Merasa dekat dengan wajah dan suara seseorang yang tak pernah kukenal,

Dan kita semua selalu butuh tempat bersandar bukan? A Shoulder to Cry On,
saat kau senandungkan Februari 1988, kita delapan belas tahun.

Itulah sebagian dari isi puisi Dear Tommy Page. Ada kejujuran dari setiap baris kalimat yang tercipta. 

Sedangkan untuk puisi tamu ada karya Hammas Syahid Izzudin dengan judul Cemburu, Tabah Menawar Rindu karya Izzah Ajrina, Sempurna Dengannya karya Aquino Umar, Di Rumah Sakit karya Masaji Wijayanto dan Duka Sang Dipa Sedalam Cintanya Pada Negara karya Salim A. Fillah

Kesimpulan

Buku Duka Sedalam Cinta ini menarik untuk dijadikan koleksi perbendaharaan puisi oleh mereka yang menyukai puisi. Ada banyak kisah yang mungkin menginspirasi. Namun baik juga dibaca oleh mereka yang awam terhadap puisi. Agar mengetahui bahwa puisi itu tidak harus berlembar-lembar jika merasa tidak mampu seperti itu. Beberapa baris kalimat pun asal puitis maka akan bagus dan memiliki makna. 


#review
#bukupuisi
#kebiasaanbaik
#satubulanduabuku
#estrilookcommunity







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bait Pantun Satukan Negeri, Karya Istimewa di Tahun 2022

Pantun. Jenis puisi lama yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Pantun terdiri atas 4 larik yang masing-masing larik memuat 8-12 suku kata, dengan pola a-b-a-b Buku antologi pantun (dokpri) Sejak sekolah dasar saya sudah mengenal pantun. Kerap mendengar orang berpantun. Senang juga membaca buku-buku pantun. Namun ketika diminta untuk membuat pantun langsung mengangkat bendera putih alias nyerah. Jujur, saya dari dulu paling tidak bisa menulis pantun. Berbeda dengan puisi, yang meski tidak romatis sekali puisinya tapi bisalah. Sedangkan pantun? Duh, pusing. Merangkai dan menemukan kata-kata yang pas untuk tiap lariknya. Jadi tidak pernah terpikirkan untuk menulis pantun.  Tahun 2021 lalu ada undangan untuk menulis buku antologi pantun dari Rumah Produktif Indonesia Sumatera Barat. Tiap peserta diwajibkan menulis 20 pantun. Widih, seram sekali. Dengan DL sekitar satu bulan. Awalnya saya abaikan. Karena memang merasa pusing. Rasanya tidak bakat deh untuk menulis pantun

{Review} Buku 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi

Awal tahun 2021 saya buka dengan sebuah karya bersama teman-teman Kompasianer berupa buku kumpulan testimoni, 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi . Buku ini merupakan kumpulan artikel Kompasianer (sebutan untuk penulis di Kompasiana) terpilih yang memberikan opininya tentang Tjiptadinata Effendi. Beliau adalah sosok penulis senior di Kompasiana yang sangat ramah dan inspiratif. Kisah perjalanan hidupnya ia ceritakan dengan gamblang di Kompasiana untuk dijadikan pelajaran bagi para pembaca. Mulai dari kehidupannya yang menurut beliau begitu susah saat baru menikah di daerah Padang, Sumatera Barat. Hingga kehidupannya kini yang bahagia di negara Australia beserta anak dan cucu.  Pak Tjip (begitu saya memanggilnya) dan istri beliau, Bu Roselina senantiasa membagikan cerita kehidupan mereka dengan terbuka dan riang gembira. Bagaimana mereka melewati masa-masa sulit sampai bisa menjadi seperti sekarang ini. Bagi para pembaca tentu kisah mereka tersebut sangat inspiratif. Bisa dija

[Review] Buku Sesungguhnya Kita Sudah Terlalu Lelah Untuk Memenuhi Ekspektasi Orang Lain

Tahun baru baju baru [X]  Tahun baru buku baru [✓]  Dan itulah yang saya lakukan. Membaca buku baru.  Buku yang saya baca kali ini judulnya “sesungguhnya kita sudah terlalu lelah untuk memenuhi ekspektasi orang lain” karya Nia Hanie Zen. Buku bergenre psikologi yang dikemas dalam bahasa yang ringan. Sehingga pembaca tidak merasa berat dalam mencerna kalimat demi kalimat. Berikut ini sinopsisnya : Buku ini terdiri atas 30 bab yang ditulis dalam bentuk Day 01 dan seterusnya. Tiap babnya mengupas segala hal dengan sangat detail. Seperti bagian 2 yang mengupas tentang diri kita, bagian 12 tentang menjadi produktif dan masih banyak lagi. Dalam tiap bagian yang dibahas dalam buku ini,  kita akan menemukan kalimat-kalimat ajaib yang bisa menjadi motivasi dan semangat diri. Seperti: Dalam proses mengubah kebiasaan buruk,  pertama-tama sangat dibutuhkan niat yang kuat dari diri kita. Ada kemauan untuk berubah dan kesadaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seorang penulis yang produktif ak