Langsung ke konten utama

[Review] Mutiara Hitam Dari Papua

Judul buku: Mutiara Hitam Dari Papua
Penulis       : Dewi DeAn dkk
Penerbit     : Zukzez Express
Cetakan      : Pertama tahun 2018
Tebal buku: 161 halaman
ISBN            : 978-602-6594-66-2


Dokpri

Mutiara Hitam Dari Papua merupakan buku yang berisi kumpulan cerita terkait dunia pendidikan. Nama lainnya Antologi Pendidikan.

Buku antologi pendidikan ini hasil kerja keras para penulis di grup ODOP yang berhasil lolos dari tantangan tiga bulan menulis tanpa absen.

Ada 14 cerita yang tersaji apik dalam buku ini. Tiap-tiap cerita memiliki kekuatan tersendiri. Sehingga pembaca bisa terpengaruh dan menganggukkan kepala tanda setuju.

Dalam Merengkuh Bintang, kita dibawa ke dalam kisah tentang perjuangan seorang guru SD yang mengajar di kaki gunung batu. Bagaimana ia harus berhadapan dengan orang tua murid yang dengan seenaknya ingin menikahkan si anak, padahal sebentar lagi akan menghadapi ujian akhir.

Sekuat apapun si guru mempertahankan anak muridnya agar jangan dinikahkan dulu sebelum ujian selesai. Tetap saja ia tak berdaya. Karena orang si murid lebih berhak atas diri si anak. Tangis si anak murid membuat si guru terenyuh dan bertekad untuk mampu mengubah keadaan tersebut dengan pengabdiannya di sana.

Lain lagi dengan kisah Jaga Dirimu Neni. Dalam kisah ini kita akan menemukan kejutan yang tak terduga dari dua tokoh yang ada dalam cerita ini. 

Lintang dan Neni dua sahabat di sebuah Sekolah Menengah Pertama. Akibat himpitan ekonomi, Neni tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ia terpaksa berhenti dan akan bekerja di kota. Mereka pun berpisah. Perpisahan yang sesungguhnya tak diinginkan oleh Lintang.

Beberapa tahun kemudian Lintang dipertemukan kembali dengan Neni di kota. Tetapi dalam suasana yang tak bisa dipercaya boleh Lintang. Ia melihat Neni di kawasan lokalisasi. Ia tak ingin mempercayai penglihatannya. Tetapi itulah kenyataannya. 

Dan masih banyak kisah lain yang cukup mengharu biru. Kisah yang seharusnya tidak terjadi jika kesadaran akan pentingnya pendidikan tertanam dalam jiwa semua orang. (EP)


#Day30
#ODOP
#review
#EstrilookCommunity






Komentar

  1. bocorin sedikit isinya dong kak, misal judul per cerita😁

    BalasHapus
  2. cuma 3 paragraf kak, bukankah minimal 5 paragraf? ☺☺☺

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baru dilanjutkan... hihi. Terima kasih atas kunjungannya ya? Salam

      Hapus
  3. Aku udah baca buku ini. Bagus2 ceritanya.

    BalasHapus
  4. belum baca bukunya tetapi liat ini jadi tertarik mau baca

    BalasHapus
  5. Layaknya seru hehe
    Alahamdulillah hampir 15 tahun di Tanah Papaua, kyaknya cerita yg pertama mirip kejadian di sini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, tinggal di Papua? Jadi bisa merasakan cerita ini secara langsung ya.

      Hapus
  6. Wah keren ceritanya. Kalau ngomongin pulau satu ini selalu ingin bisa berkunjung ke sana. Semoga bisa ke situ untuk cari bahan menulis hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Semoga terkabul apa yang diinginkan.

      Hapus
  7. semuanya ada berapa cerita mba? Bukunya sudah tersedia di toko buku?

    BalasHapus
  8. Jadi tentang cerita dinamika kehidupan sekolah dan pendidikan, ya. Kalau dari judulnya apakah ini semua bercerita dengan setting tanah papua semua ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak semua tentang Papua sih Mba. Tetapi tentang pendidikan iya.

      Hapus
  9. kayaknya menarik nih, patut masuk dalam daftar bacaan. covernya juga kece sesuai sama judulnya dan kekinian.

    BalasHapus
  10. sepertinya menarik nih, latar jaman dulu hehehe

    BalasHapus
  11. Waah..mba Dewi Deean yah yang nulis..super kece ini..

    BalasHapus
  12. Miris ya.. Karena keterbatasan pemahaman juga keterbatasan ekonomi banyak anak-anak yang terpaksa direnggut haknya untuk mendapat pendidikan. Salut untuk para guru yang rela mengabdi di daerah terpencil

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba. Guru itu benar-benar pahlawan tanpa tanda jasa.

      Hapus
  13. Bisa nih masuk wishlist di anggaran beli buku... Apa sdh dilaunching bukunya mbak?

    BalasHapus
  14. kisah perjuangan para pendidik memang tak ada habisnya, selalu penuh warna, suka duka.

    BalasHapus
  15. Mendidik murid di daerah yang jauh sangat memiliki banyak tantangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mba. Bisa berkaca dari cerita di sini.

      Hapus
  16. Keren banget nih, Mbak.. Jadi penasaran pengen baca keseluruhan ceritnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mba. Keren. Tidak menyangka dunia pendidikan pun penuh liku.

      Hapus
  17. jadi penasaran sama bukunya, tema-tema seperti ini penting untuk diangkat ya mbak? semoga bisa beli buku ini deh

    BalasHapus
  18. Paling suka aku sama ceritaa cerita perjuangan macam ini mbak, bisa sekalian jadi siraman rohani karena sering mengeluh ddan kadang merasa lemah. Pingin baca jadinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mba. Bisa jadi tetapi dan penyemangat diri.

      Hapus
  19. Aku malah lom punya bukunya lho mbak. Padahal ada tulisanku. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oalaaah...piye toh. Bukannya tiap penulis dapat buku Mba.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bait Pantun Satukan Negeri, Karya Istimewa di Tahun 2022

Pantun. Jenis puisi lama yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Pantun terdiri atas 4 larik yang masing-masing larik memuat 8-12 suku kata, dengan pola a-b-a-b Buku antologi pantun (dokpri) Sejak sekolah dasar saya sudah mengenal pantun. Kerap mendengar orang berpantun. Senang juga membaca buku-buku pantun. Namun ketika diminta untuk membuat pantun langsung mengangkat bendera putih alias nyerah. Jujur, saya dari dulu paling tidak bisa menulis pantun. Berbeda dengan puisi, yang meski tidak romatis sekali puisinya tapi bisalah. Sedangkan pantun? Duh, pusing. Merangkai dan menemukan kata-kata yang pas untuk tiap lariknya. Jadi tidak pernah terpikirkan untuk menulis pantun.  Tahun 2021 lalu ada undangan untuk menulis buku antologi pantun dari Rumah Produktif Indonesia Sumatera Barat. Tiap peserta diwajibkan menulis 20 pantun. Widih, seram sekali. Dengan DL sekitar satu bulan. Awalnya saya abaikan. Karena memang merasa pusing. Rasanya tidak bakat deh untuk menulis pantun

{Review} Buku 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi

Awal tahun 2021 saya buka dengan sebuah karya bersama teman-teman Kompasianer berupa buku kumpulan testimoni, 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi . Buku ini merupakan kumpulan artikel Kompasianer (sebutan untuk penulis di Kompasiana) terpilih yang memberikan opininya tentang Tjiptadinata Effendi. Beliau adalah sosok penulis senior di Kompasiana yang sangat ramah dan inspiratif. Kisah perjalanan hidupnya ia ceritakan dengan gamblang di Kompasiana untuk dijadikan pelajaran bagi para pembaca. Mulai dari kehidupannya yang menurut beliau begitu susah saat baru menikah di daerah Padang, Sumatera Barat. Hingga kehidupannya kini yang bahagia di negara Australia beserta anak dan cucu.  Pak Tjip (begitu saya memanggilnya) dan istri beliau, Bu Roselina senantiasa membagikan cerita kehidupan mereka dengan terbuka dan riang gembira. Bagaimana mereka melewati masa-masa sulit sampai bisa menjadi seperti sekarang ini. Bagi para pembaca tentu kisah mereka tersebut sangat inspiratif. Bisa dija

[Review] Buku Sesungguhnya Kita Sudah Terlalu Lelah Untuk Memenuhi Ekspektasi Orang Lain

Tahun baru baju baru [X]  Tahun baru buku baru [✓]  Dan itulah yang saya lakukan. Membaca buku baru.  Buku yang saya baca kali ini judulnya “sesungguhnya kita sudah terlalu lelah untuk memenuhi ekspektasi orang lain” karya Nia Hanie Zen. Buku bergenre psikologi yang dikemas dalam bahasa yang ringan. Sehingga pembaca tidak merasa berat dalam mencerna kalimat demi kalimat. Berikut ini sinopsisnya : Buku ini terdiri atas 30 bab yang ditulis dalam bentuk Day 01 dan seterusnya. Tiap babnya mengupas segala hal dengan sangat detail. Seperti bagian 2 yang mengupas tentang diri kita, bagian 12 tentang menjadi produktif dan masih banyak lagi. Dalam tiap bagian yang dibahas dalam buku ini,  kita akan menemukan kalimat-kalimat ajaib yang bisa menjadi motivasi dan semangat diri. Seperti: Dalam proses mengubah kebiasaan buruk,  pertama-tama sangat dibutuhkan niat yang kuat dari diri kita. Ada kemauan untuk berubah dan kesadaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seorang penulis yang produktif ak