Langsung ke konten utama

[Review] Masih Ada

Penulis    : Bang Syaiha
Penerbit   : LovRinz Publishing
Tebal Hal.: 480 Halaman
Cetakan    : Pertama Tahun 2016

Isi Buku:

Tentang kisah anak manusia dalam menjalani lakon kehidupan mereka. Bagaimana mereka berjuang meraih cita dan cinta yang didamba oleh setiap insan. Juga tentang bagaimana mereka menghadapi kenyataan hidup yang penuh kejutan dari Sang Khalik, kejutan yang meluluh lantakkan perasaan tapi juga mengembangkan senyum bagi yang lain. Semua terkemas dalam cerita yang apik dengan tokoh utama Khalid, Dhisya dan Nila.

Adalah Khalid tokoh laki-laki yang memiliki kekurangan fisik tetapi memiliki kelebihan di akademis dan juga budi pekerti baik. Berjuang dengan sepenuh hati dan jiwa untuk bisa bersanding dengan gadis pujaan hatinya bernama Dhisya. Namun cinta mereka terhalang restu orang tua Dhisya yang tidak bisa menerima kekurangan fisik Khalid. Mereka pun bersabar dalam usaha dan doa. Masing-masing mengisi perjuangan cinta itu dengan hal-hal bermanfaat.

Khalid mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan di pedalaman Kalimantan sedangkan Dhisya di daerah Riau. Jarak dan waktu yang memisahkan mereka tentu juga menambah ujian bagi cinta mereka berdua. Tetapi keteguhan hati mereka akhirnya membawa mereka kembali bertemu dan bersama-sama ingin meluruskan niat menyatukan cinta mereka dalam sebuah pernikahan. Tetapi kedua orang tua Dhisya masih belum bisa menerima Khalid. Mereka pun memasrahkan semua kepada pemilik kehidupan.

Dhisya memutuskan masuk pesantren untuk memperdalam agama dan hafalan Qur’annya. Sedangkan Khalid terus memperjuangkan cintanya dengan terus melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Namun segala usaha dan upaya yang ia lakukan demi meluluhkan hati orang tua Dhisya tetap tak membuahkan hasil. Akhirnya ia menyerah dan kembali ke pedalaman Kalimantan untuk kembali mengabdikan hidupnya di sana.

Adalah Nila gadis asli Kalimantan yang juga seorang mahasiswi, terkagum-kagum dengan segala hal tentang Khalid selama menjadi pengajar di daerahnya. Semua orang bahkan kagum dengan sosok Khalid. Namun Nila hanya bisa memendam semua kekagumannya itu dalam hati. Karena baginya tak mungkin bisa bersanding dengan Khalid. Nila pun mengisi kekosongan hatinya dengan tetap mengabdi di tanah kelahirannya. Segala gunjingan tentang jodohnya yang sulit dan tak kunjung tiba ia terima dengan hati lapang. Sabar dan terus berdoa upaya yang bisa ia lakukan. Sampai akhirnya justru hal tak terduga menghampiri hidupnya. Khalid datang tiba-tiba dan melamarnya.

Khalid sendiri setelah perjuangannya gagal dalam upaya melamar Dhisya, akhirnya memutuskan pergi ke Kalimantan dan melamar Nila, gadis yang sejak awal ia melihatnya mampu membuat hatinya menoleh. Tetapi karena ia sedang berjuang demi cintanya pada Dhisya, maka pesona Nila pun hanya dianggapnya sebagai godaan. Baru setelah perjuangannya usai dan gagal, ia berani maju untuk memperjuangkan cinta yang lain.

Di saat Khalid diterima oleh keluarga Nila, di saat itu pula keluarga Dhisya baru terbuka hatinya. Di sinilah pergolakan bathin Khalid terjadi. Antara gadis masa lalu atau masa depannya yang mesti ia perjuangkan? Apalagi kondisi Dhisya sedang kritis ketika Khalid menerima kabar itu. Sungguh tekanan bathin yang berat dirasakan oleh Khalid. Dan semua tertata apik dalam cerita yang membuat haru biru perasaann. Sampai akhirnya cinta dan takdir memang suatu hal yang tak terpisah bagi kehidupan manusia. Dan kita hanya wayang kehidupan, dalangnya adalah Sang Khalik. Dialah sebagai penentu semua. Juga cinta antara Khalid, Dhisya dan Nila.

#onedayonepost
#nopember2016
#bukubagus


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bait Pantun Satukan Negeri, Karya Istimewa di Tahun 2022

Pantun. Jenis puisi lama yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Pantun terdiri atas 4 larik yang masing-masing larik memuat 8-12 suku kata, dengan pola a-b-a-b Buku antologi pantun (dokpri) Sejak sekolah dasar saya sudah mengenal pantun. Kerap mendengar orang berpantun. Senang juga membaca buku-buku pantun. Namun ketika diminta untuk membuat pantun langsung mengangkat bendera putih alias nyerah. Jujur, saya dari dulu paling tidak bisa menulis pantun. Berbeda dengan puisi, yang meski tidak romatis sekali puisinya tapi bisalah. Sedangkan pantun? Duh, pusing. Merangkai dan menemukan kata-kata yang pas untuk tiap lariknya. Jadi tidak pernah terpikirkan untuk menulis pantun.  Tahun 2021 lalu ada undangan untuk menulis buku antologi pantun dari Rumah Produktif Indonesia Sumatera Barat. Tiap peserta diwajibkan menulis 20 pantun. Widih, seram sekali. Dengan DL sekitar satu bulan. Awalnya saya abaikan. Karena memang merasa pusing. Rasanya tidak bakat deh untuk menulis pantun

{Review} Buku 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi

Awal tahun 2021 saya buka dengan sebuah karya bersama teman-teman Kompasianer berupa buku kumpulan testimoni, 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi . Buku ini merupakan kumpulan artikel Kompasianer (sebutan untuk penulis di Kompasiana) terpilih yang memberikan opininya tentang Tjiptadinata Effendi. Beliau adalah sosok penulis senior di Kompasiana yang sangat ramah dan inspiratif. Kisah perjalanan hidupnya ia ceritakan dengan gamblang di Kompasiana untuk dijadikan pelajaran bagi para pembaca. Mulai dari kehidupannya yang menurut beliau begitu susah saat baru menikah di daerah Padang, Sumatera Barat. Hingga kehidupannya kini yang bahagia di negara Australia beserta anak dan cucu.  Pak Tjip (begitu saya memanggilnya) dan istri beliau, Bu Roselina senantiasa membagikan cerita kehidupan mereka dengan terbuka dan riang gembira. Bagaimana mereka melewati masa-masa sulit sampai bisa menjadi seperti sekarang ini. Bagi para pembaca tentu kisah mereka tersebut sangat inspiratif. Bisa dija

[Review] Buku Sesungguhnya Kita Sudah Terlalu Lelah Untuk Memenuhi Ekspektasi Orang Lain

Tahun baru baju baru [X]  Tahun baru buku baru [✓]  Dan itulah yang saya lakukan. Membaca buku baru.  Buku yang saya baca kali ini judulnya “sesungguhnya kita sudah terlalu lelah untuk memenuhi ekspektasi orang lain” karya Nia Hanie Zen. Buku bergenre psikologi yang dikemas dalam bahasa yang ringan. Sehingga pembaca tidak merasa berat dalam mencerna kalimat demi kalimat. Berikut ini sinopsisnya : Buku ini terdiri atas 30 bab yang ditulis dalam bentuk Day 01 dan seterusnya. Tiap babnya mengupas segala hal dengan sangat detail. Seperti bagian 2 yang mengupas tentang diri kita, bagian 12 tentang menjadi produktif dan masih banyak lagi. Dalam tiap bagian yang dibahas dalam buku ini,  kita akan menemukan kalimat-kalimat ajaib yang bisa menjadi motivasi dan semangat diri. Seperti: Dalam proses mengubah kebiasaan buruk,  pertama-tama sangat dibutuhkan niat yang kuat dari diri kita. Ada kemauan untuk berubah dan kesadaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seorang penulis yang produktif ak