Langsung ke konten utama

Review Buku || Aku, Edisi Baru! Karya Meuthia Rizki

Buku baru itu sejatinya bukan melulu buku yang baru saja diterbitkan atau buku yang baru dibeli. Buku lama yang baru kita baca atau ditemukan bisa juga disebut buku baru. Yaitu buku yang baru kita baca.

Inilah buku yang akan saya review. Buku lama namun belum lama saya membacanya. Buku karya Meuthia Rizki dengan judul "Aku, Edisi Baru!"

Membaca buku tersebut bisa membangkitkan semangat hidup loh. Terutama bagi mereka yang sedang down atau terpuruk hidupnya. Baik itu karena urusan cinta, karir atau pertemanan.

Banyak motivasi-motivasi tentang Hidup, karir dan asmara yang akan kita temukan di dalam buku ini. Secara penulisnya memang seorang motivator kenamaan. Sehingga semakin memantapkan setiap kalimat yang tertuang di sana. 

"Hidup adalah belajar. Belajar untuk tidak mengundang diri jatuh ke dalam masalah besar setelah ada contoh nyata."

Salah satu kutipan yang ada di dalam buku ini. Penulis tak sekadar memberi motivasi secara tersurat. Ia juga menceritakan kisah hidupnya yang pernah terpuruk. Sehingga motivasi yang ia sebutkan lebih terasa soulnya. Disajikan secara lugas, santai dan sedikit humoris. Membuat buku ini asik untuk dibaca.

"Jatuh, bangun. Jatuh, bangun. Jatuh, bangun. Pokoknya tiap jatuh harus bangun. Sebab jalan sambil tiarap itu sudah dan gak enak!"

Kutipan lain dari buku ini. Menarik bukan? Jadi meski buku lawas namun tetap terasa anyar. 
Tentang Buku Ini

Dokpri

Judul buku: Aku, Edisi Baru!
Penulis: Meuthia Rizki
Penerbit: Artha Kreasi Aksara
Cetakan: Ke-3 tahun 2015
Tebal buku: 138 halaman
ISBN: 978-602-70564-1-1

Tentang Penulis

Meuthia Rizki. Seorang motivator dan inspirator Indonesia. Pernah mengalami depresi akibat usahanya yang terpuruk. Namun bisa bangkit dan kembali meraih kejayaan dari bisnis yang dibangunnya kembali. 



#reviewbuku
#kebiasaanbaik
#sebulanduabuku
#estrilookcommunity


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bait Pantun Satukan Negeri, Karya Istimewa di Tahun 2022

Pantun. Jenis puisi lama yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Pantun terdiri atas 4 larik yang masing-masing larik memuat 8-12 suku kata, dengan pola a-b-a-b Buku antologi pantun (dokpri) Sejak sekolah dasar saya sudah mengenal pantun. Kerap mendengar orang berpantun. Senang juga membaca buku-buku pantun. Namun ketika diminta untuk membuat pantun langsung mengangkat bendera putih alias nyerah. Jujur, saya dari dulu paling tidak bisa menulis pantun. Berbeda dengan puisi, yang meski tidak romatis sekali puisinya tapi bisalah. Sedangkan pantun? Duh, pusing. Merangkai dan menemukan kata-kata yang pas untuk tiap lariknya. Jadi tidak pernah terpikirkan untuk menulis pantun.  Tahun 2021 lalu ada undangan untuk menulis buku antologi pantun dari Rumah Produktif Indonesia Sumatera Barat. Tiap peserta diwajibkan menulis 20 pantun. Widih, seram sekali. Dengan DL sekitar satu bulan. Awalnya saya abaikan. Karena memang merasa pusing. Rasanya tidak bakat deh untuk menulis pantun

{Review} Buku 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi

Awal tahun 2021 saya buka dengan sebuah karya bersama teman-teman Kompasianer berupa buku kumpulan testimoni, 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi . Buku ini merupakan kumpulan artikel Kompasianer (sebutan untuk penulis di Kompasiana) terpilih yang memberikan opininya tentang Tjiptadinata Effendi. Beliau adalah sosok penulis senior di Kompasiana yang sangat ramah dan inspiratif. Kisah perjalanan hidupnya ia ceritakan dengan gamblang di Kompasiana untuk dijadikan pelajaran bagi para pembaca. Mulai dari kehidupannya yang menurut beliau begitu susah saat baru menikah di daerah Padang, Sumatera Barat. Hingga kehidupannya kini yang bahagia di negara Australia beserta anak dan cucu.  Pak Tjip (begitu saya memanggilnya) dan istri beliau, Bu Roselina senantiasa membagikan cerita kehidupan mereka dengan terbuka dan riang gembira. Bagaimana mereka melewati masa-masa sulit sampai bisa menjadi seperti sekarang ini. Bagi para pembaca tentu kisah mereka tersebut sangat inspiratif. Bisa dija

[Review] Buku Sesungguhnya Kita Sudah Terlalu Lelah Untuk Memenuhi Ekspektasi Orang Lain

Tahun baru baju baru [X]  Tahun baru buku baru [✓]  Dan itulah yang saya lakukan. Membaca buku baru.  Buku yang saya baca kali ini judulnya “sesungguhnya kita sudah terlalu lelah untuk memenuhi ekspektasi orang lain” karya Nia Hanie Zen. Buku bergenre psikologi yang dikemas dalam bahasa yang ringan. Sehingga pembaca tidak merasa berat dalam mencerna kalimat demi kalimat. Berikut ini sinopsisnya : Buku ini terdiri atas 30 bab yang ditulis dalam bentuk Day 01 dan seterusnya. Tiap babnya mengupas segala hal dengan sangat detail. Seperti bagian 2 yang mengupas tentang diri kita, bagian 12 tentang menjadi produktif dan masih banyak lagi. Dalam tiap bagian yang dibahas dalam buku ini,  kita akan menemukan kalimat-kalimat ajaib yang bisa menjadi motivasi dan semangat diri. Seperti: Dalam proses mengubah kebiasaan buruk,  pertama-tama sangat dibutuhkan niat yang kuat dari diri kita. Ada kemauan untuk berubah dan kesadaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seorang penulis yang produktif ak