Langsung ke konten utama

[Review] Menulis Sosok Secara Inspiratif, Menarik, Unik by Pepih Nugraha

Pertama kali diperlihatkan buku ini, saya langsung tertarik. Dari sisi judul maupun penulisnya. "Aku pinjam buku ini deh, Mba."

Buku ini memang hasil meminjam dari kawan dalam program tukar buku di komunitas buku berjalan. Awalnya. Begitu ingin dikembalikan ternyata disuruh ambil.

"Buku yang ini untuk Mba saja. Buku satunya saja yang dikembalikan." 

Begitu yang dikatakan oleh si kawan. Perasaan saya sungguh tak terkira senangnya. Buku ini sangat berarti bagi saya yang sedang senang-senangnya menulis tentang sosok atau tokoh yang menginspirasi.

Atau buat teman-teman yang tertarik menulis buku non fiksi. Banyak pelajaran yang bisa didapatkan dari buku ini. 

Tentang buku

Dokumen pribadi

Judul buku: Menulis Sosok Secara Inspiratif, Menarik, Unik
Penulis: Pepih Nugraha
Penerbit: Penerbit Buku Kompas, Mei 2013
Tebal buku: 196 halaman
ISBN: 978-979-709-708-0

Sinopsis

Buku ini berisi 22 artikel yang pernah terbit di media masa. Artikel yang mengangkat tentang diri seseorang yang inspiratif. Sosok yang dimaksud itu bisa tokoh masyarakat, publik figure, ulama, bahkan orang biasa.

Menariknya? Setiap artikel yang ditampilkan disertai proses kreatif dalam mendapatkannya. Mulai dari perkenalan diri, kebiasaan membaca, sampai urusan main dan belajar. Semua sudah diselesaikan.

Buku ini sangat  bagus untuk dibaca oleh semua. Terutama bagi mereka yang suka dengan tulisan non fiksi. Dari sini kita bisa belajar banyak tentang teknik kepenulisan dan wawancara. Sebab dijelaskan dengan detail bagaimana si penulis dalam menghadapi nara sumber.

Tentang Penulis

Pepih Nugraha. Wartawan Kompas sejak 1990. Pendiri Kompasiana, com dan minta kembali Lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Desember 1964. Kegiatan saat ini adalah menangani Kompas.com. dan  Kompasiana.com
 


    

 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bait Pantun Satukan Negeri, Karya Istimewa di Tahun 2022

Pantun. Jenis puisi lama yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Pantun terdiri atas 4 larik yang masing-masing larik memuat 8-12 suku kata, dengan pola a-b-a-b Buku antologi pantun (dokpri) Sejak sekolah dasar saya sudah mengenal pantun. Kerap mendengar orang berpantun. Senang juga membaca buku-buku pantun. Namun ketika diminta untuk membuat pantun langsung mengangkat bendera putih alias nyerah. Jujur, saya dari dulu paling tidak bisa menulis pantun. Berbeda dengan puisi, yang meski tidak romatis sekali puisinya tapi bisalah. Sedangkan pantun? Duh, pusing. Merangkai dan menemukan kata-kata yang pas untuk tiap lariknya. Jadi tidak pernah terpikirkan untuk menulis pantun.  Tahun 2021 lalu ada undangan untuk menulis buku antologi pantun dari Rumah Produktif Indonesia Sumatera Barat. Tiap peserta diwajibkan menulis 20 pantun. Widih, seram sekali. Dengan DL sekitar satu bulan. Awalnya saya abaikan. Karena memang merasa pusing. Rasanya tidak bakat deh untuk menulis pantun

{Review} Buku 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi

Awal tahun 2021 saya buka dengan sebuah karya bersama teman-teman Kompasianer berupa buku kumpulan testimoni, 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi . Buku ini merupakan kumpulan artikel Kompasianer (sebutan untuk penulis di Kompasiana) terpilih yang memberikan opininya tentang Tjiptadinata Effendi. Beliau adalah sosok penulis senior di Kompasiana yang sangat ramah dan inspiratif. Kisah perjalanan hidupnya ia ceritakan dengan gamblang di Kompasiana untuk dijadikan pelajaran bagi para pembaca. Mulai dari kehidupannya yang menurut beliau begitu susah saat baru menikah di daerah Padang, Sumatera Barat. Hingga kehidupannya kini yang bahagia di negara Australia beserta anak dan cucu.  Pak Tjip (begitu saya memanggilnya) dan istri beliau, Bu Roselina senantiasa membagikan cerita kehidupan mereka dengan terbuka dan riang gembira. Bagaimana mereka melewati masa-masa sulit sampai bisa menjadi seperti sekarang ini. Bagi para pembaca tentu kisah mereka tersebut sangat inspiratif. Bisa dija

[Review] Buku Sesungguhnya Kita Sudah Terlalu Lelah Untuk Memenuhi Ekspektasi Orang Lain

Tahun baru baju baru [X]  Tahun baru buku baru [✓]  Dan itulah yang saya lakukan. Membaca buku baru.  Buku yang saya baca kali ini judulnya “sesungguhnya kita sudah terlalu lelah untuk memenuhi ekspektasi orang lain” karya Nia Hanie Zen. Buku bergenre psikologi yang dikemas dalam bahasa yang ringan. Sehingga pembaca tidak merasa berat dalam mencerna kalimat demi kalimat. Berikut ini sinopsisnya : Buku ini terdiri atas 30 bab yang ditulis dalam bentuk Day 01 dan seterusnya. Tiap babnya mengupas segala hal dengan sangat detail. Seperti bagian 2 yang mengupas tentang diri kita, bagian 12 tentang menjadi produktif dan masih banyak lagi. Dalam tiap bagian yang dibahas dalam buku ini,  kita akan menemukan kalimat-kalimat ajaib yang bisa menjadi motivasi dan semangat diri. Seperti: Dalam proses mengubah kebiasaan buruk,  pertama-tama sangat dibutuhkan niat yang kuat dari diri kita. Ada kemauan untuk berubah dan kesadaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seorang penulis yang produktif ak