Perempuan dan Sinema, Karya Terbaru Kolaborasi Para Kompasianer KOMiK Kompasianer dan Ladiesiana dua komunitas di Kompasiana baru saja meluncurkan karya terbaru. Yakni berupa buku antologi Perempuan dan Sinema. Dokumen pribadi Acara peluncuran buku tersebut berlangsung di Selasar Gedung panjang, Taman Ismail Marzuki pada hari Minggu, 18 September 2022. Dalam peluncuran buku tersebut dilakukan juga diskusi mengenai Anti Kekerasan Pada Perempuan oleh Roosalina Wulandari. Pembacaan puisi oleh Kompasianer Denik dan monolog oleh Kompasianer Farahdara. Buku antologi tersebut berisi kumpulan opini para pencinta film yang tergabung dalam KOMiK, tentang isu perempuan di sinema. Baik sinema dalam negeri maupun mancanegara. Termasuk gerakan woman empowermant yang kental terlihat dalam film laga dan superhero. Ada 22 artikel terpilih yang masuk dalam buku antologi ini. Yang dibagi menjadi 2 kategori tulisan. Kategori pertama ulasan tentang sineas perempuan di Indonesia. Kategori kedua t...
Pantun. Jenis puisi lama yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Pantun terdiri atas 4 larik yang masing-masing larik memuat 8-12 suku kata, dengan pola a-b-a-b Buku antologi pantun (dokpri) Sejak sekolah dasar saya sudah mengenal pantun. Kerap mendengar orang berpantun. Senang juga membaca buku-buku pantun. Namun ketika diminta untuk membuat pantun langsung mengangkat bendera putih alias nyerah. Jujur, saya dari dulu paling tidak bisa menulis pantun. Berbeda dengan puisi, yang meski tidak romatis sekali puisinya tapi bisalah. Sedangkan pantun? Duh, pusing. Merangkai dan menemukan kata-kata yang pas untuk tiap lariknya. Jadi tidak pernah terpikirkan untuk menulis pantun. Tahun 2021 lalu ada undangan untuk menulis buku antologi pantun dari Rumah Produktif Indonesia Sumatera Barat. Tiap peserta diwajibkan menulis 20 pantun. Widih, seram sekali. Dengan DL sekitar satu bulan. Awalnya saya abaikan. Karena memang merasa pusing. Rasanya tidak bakat deh untuk menulis pa...