Langsung ke konten utama

Review Buku "Cinta Itu, Kamu" Karya Moammar Emka

Saatnya, rebah khusyuk dalam doa untuk cinta yang kubela"

Salah satu kutipan yang terdapat dalam buku "Cinta itu, Kamu" karya Moammar Emka yang paling saya suka.

Pertama melihat buku ini tahun 2010 silam langsung jatuh suka. Judulnya itu loh, ehmmm banget. Pas baca isinya semakin suka. Salah satu kutipannya seperti di atas tadi. Bikin meleleh kan.

Cuma waktu itu enggak langsung beli bukunya. Karena berbarengan dengan buku-buku lain yang sudah diincar. Jadi sempat galau waktu di toko buku. Ingin dibeli semua dananya enggak cukup.

Akhirnya buku ini masuk daftar tunggu saja deh. Lha kok bulan berikutnya benar-benar lupa. Soalnya saya sedang melengkapi koleksi buku dari penulis favorit. Jadi setiap buku si penulis tersebut muncul, langsung dibeli. Buku lain jadi tersingkirkan.

Tak sadar berbilang tahun buku ini terlupa kan. Sampai suatu hari di tahun 2019 saya mengikuti acara tukar buku. Kok ndilalahnya buku ini yang saya terima. Siapa yang enggak melonjak kegirangan coba? Ternyata kalau berjodoh meski sudah sekian lama tetap saja bersatu.

Dokumen pribadi

Tentang Buku "Cinta Itu, Kamu."

Judul Buku: Cinta Itu, Kamu.
Penulis: Moammar Emka
Editor: Resita Wahyu Februari
Penata Letak: Wahyu Suwarni
Desain Cover: Dwi Anissa Anindhika
Penerbit: Gagas Media
Cetakan: Ketiga tahun 2011
Tebal Buku: 170 halaman
ISBN: 979-780-390-2

Sinopsis

Buku ini terdiri atas 9 Bab. Berisi catatan tentang cinta. Ada catatan tentang tanda-tanda cinta, tentang jiwa-jiwa yang patah karena cinta, tentang pertanyaan untuk cinta dan lain sebagainya. Intinya catatan tentang cinta.

Penulis menuangkan segalanya tentang cinta dengan begitu dalam. Sehingga pembaca seolah-olah terwakili jiwanya. Bahwa yang ada di catatan ini benar dan begitu adanya.

Semacam cerita cinta, mulai dari cerita tentang rasanya jatuh cinta. Rasanya jika bisa bersama dengan sang cinta. Juga rasanya ketika ditinggalkan oleh cinta. Hanya semua itu dituangkan dalam catatan-catatan singkat serupa quote. Dan saya suka. 

Kalau kamu penyuka kata-kata romantis, sepertinya buku ini cocok dijadikan koleksi. Tapi kalau tidak suka, tetap menarik untuk dibaca sebagai referensi.

Tentang Penulis



#reviewbuku
#kebiasaanbaik
#satubulanduabuku
#estrilookcommunity













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bait Pantun Satukan Negeri, Karya Istimewa di Tahun 2022

Pantun. Jenis puisi lama yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Pantun terdiri atas 4 larik yang masing-masing larik memuat 8-12 suku kata, dengan pola a-b-a-b Buku antologi pantun (dokpri) Sejak sekolah dasar saya sudah mengenal pantun. Kerap mendengar orang berpantun. Senang juga membaca buku-buku pantun. Namun ketika diminta untuk membuat pantun langsung mengangkat bendera putih alias nyerah. Jujur, saya dari dulu paling tidak bisa menulis pantun. Berbeda dengan puisi, yang meski tidak romatis sekali puisinya tapi bisalah. Sedangkan pantun? Duh, pusing. Merangkai dan menemukan kata-kata yang pas untuk tiap lariknya. Jadi tidak pernah terpikirkan untuk menulis pantun.  Tahun 2021 lalu ada undangan untuk menulis buku antologi pantun dari Rumah Produktif Indonesia Sumatera Barat. Tiap peserta diwajibkan menulis 20 pantun. Widih, seram sekali. Dengan DL sekitar satu bulan. Awalnya saya abaikan. Karena memang merasa pusing. Rasanya tidak bakat deh untuk menulis pantun

{Review} Buku 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi

Awal tahun 2021 saya buka dengan sebuah karya bersama teman-teman Kompasianer berupa buku kumpulan testimoni, 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi . Buku ini merupakan kumpulan artikel Kompasianer (sebutan untuk penulis di Kompasiana) terpilih yang memberikan opininya tentang Tjiptadinata Effendi. Beliau adalah sosok penulis senior di Kompasiana yang sangat ramah dan inspiratif. Kisah perjalanan hidupnya ia ceritakan dengan gamblang di Kompasiana untuk dijadikan pelajaran bagi para pembaca. Mulai dari kehidupannya yang menurut beliau begitu susah saat baru menikah di daerah Padang, Sumatera Barat. Hingga kehidupannya kini yang bahagia di negara Australia beserta anak dan cucu.  Pak Tjip (begitu saya memanggilnya) dan istri beliau, Bu Roselina senantiasa membagikan cerita kehidupan mereka dengan terbuka dan riang gembira. Bagaimana mereka melewati masa-masa sulit sampai bisa menjadi seperti sekarang ini. Bagi para pembaca tentu kisah mereka tersebut sangat inspiratif. Bisa dija

[Review] Buku Sesungguhnya Kita Sudah Terlalu Lelah Untuk Memenuhi Ekspektasi Orang Lain

Tahun baru baju baru [X]  Tahun baru buku baru [✓]  Dan itulah yang saya lakukan. Membaca buku baru.  Buku yang saya baca kali ini judulnya “sesungguhnya kita sudah terlalu lelah untuk memenuhi ekspektasi orang lain” karya Nia Hanie Zen. Buku bergenre psikologi yang dikemas dalam bahasa yang ringan. Sehingga pembaca tidak merasa berat dalam mencerna kalimat demi kalimat. Berikut ini sinopsisnya : Buku ini terdiri atas 30 bab yang ditulis dalam bentuk Day 01 dan seterusnya. Tiap babnya mengupas segala hal dengan sangat detail. Seperti bagian 2 yang mengupas tentang diri kita, bagian 12 tentang menjadi produktif dan masih banyak lagi. Dalam tiap bagian yang dibahas dalam buku ini,  kita akan menemukan kalimat-kalimat ajaib yang bisa menjadi motivasi dan semangat diri. Seperti: Dalam proses mengubah kebiasaan buruk,  pertama-tama sangat dibutuhkan niat yang kuat dari diri kita. Ada kemauan untuk berubah dan kesadaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seorang penulis yang produktif ak